Minggu, 02 Oktober 2011

PEMAHAMAN MENGENAI ILMU SOSIAL DASAR

PENDAHULUAN


LATAR BELAKANG

Pengetahuan diperoleh karena ada rangsangan pada diri manusia untuk mengetahui sesuatu dalam rangka mempertahankan hidupnya. Pengetahuan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara pengetahuan dengan objeknya. Pengetahuan menjadi ilmiah karena adanya keinginan yang mendalam untuk menyelidiki sesuatu yang ingin kita ketahui dengan menggunakan metode tertentu, dan itulah yang kemudian disebut ilmu pengetahuan. Penelitian untuk menyelidiki kebenaran ilmiah dapat dilakukan melalui pendekatan induktif maupun deduktif. Ilmu pengetahuan dikembangkan bukan hanya untuk ilmu pengetahuan itu sendiri, tetapi juga karena adanya kepentingan-kepentingan di dalamnya. Apa pun kepentingannya, ilmu pengetahuan seharusnya dikembangkan untuk meningkatkan harkat dan kesejahteraan manusia.

Kita diharapkan mempunyai tiga jenis kemampuan yaitu personal, akademis dan kemampuan profesional.

• kemampuan personal
dengan kemampuan ini diharaphan memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap atau tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, mengenal dan memahami nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan,kenegaraan serta memiliki pandangan luas serta kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi masyarakat Indonesia.

• kemampuan akademik
kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tertulis, menguasai peralatan analisa, mampu berpikir logis, kritis, sistematis dan analitis. Memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan altematif pemecahannya.

• kemampuan professional
kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.





TUJUAN


• Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah agar kita peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
• Membantu perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dan setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia lainnya.
• Secara garis besar adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan dapat bermafaat bagi kita semua.




METODELOGI

Metodologi yang digunakan adalah dengan mencari dari media online dan menemukan sebanyak-banyaknya sumber inspirasi serta membandingkan satu dengan yang lainnya agar mendapatkan suatu tulisan yang menurut diri pribadi saya pantas untuk dituangkan dalam bentuk tulisan.
Serta menyerap informasi untuk dapat lebih memahami ilmu sosial dasar ke dalam diri saya sendiri, dengan cara membandingkan satu dengan yang lainnya dan pada akhirnya menjadi sebuah satu gagasan pemikiran untuk diri saya.




KASUS/STUDI

Masalah-masalah yang dihadapi masyarakat tidaklah sama, hal ini disebabkan karena perbedaan tingkat perkembangan masyarakat dan keadaan lingkungan dimana masyarakat itu hidup. Masalah-masalah tersebut dapat berupa masalah sosial, moral, politik, ekonomi, agama dll.
Yang membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya adalah biasa sosial selalu ada kaitannya dengan nilai-nilai moral dan pranata-pranata sosial.
Pengertian masalah sosial itu sendiri adalah
1. Menurut masyarakat, segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah masalah sosial.
2. Menurut para ahli, adalah suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat yang berdasarkan atas studi, mempunyai sifat yang dapat menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
Contoh: pedagang kaki lima menurut definisi umum bukanlah masalah sosial karena merupakan upaya mencari nafkah, dan pelayanan warga pada taraf hidup tertentu, tetapi bagi perencanaan kota merupakan sumber kekacauan lalu lintas dan peluang kejahatan.
Dengan demikian suatu masalah yang digolongkan sebagi masalah sosial oleh ahli belum tentu dianggap sebagai masalah sosial oleh umum. Sebaliknya ada juga masalah-masalah yang dianggap masalah sosial oleh umum tctapi tidak oleh para ahli.
Batasan mengenai masalah sosial ditegaskan oleb Leslie (1974) yang mendefinisikan bahwa masaiah sosial sebagai suatu kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan scbagian warga masyarakat sebagai sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai dan karenanya dirasakan perlu untuk diatasi atau diperbaiki.

Banyak di lingkungan sekitar kita yang masih belum paham apa ilmu sosial itu, banyak dari mereka yang masih belum memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah sosial yang ada di lingkungan masyarakat itu sendiri. Masalah sosial juga muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.


Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
Contoh lain masalah sosial salah satunya adalah kemiskinan
Tulisan ini mencoba untuk memberikan penjelasan tentang latar belakang terjadinya kemisikinan di Indonesia secara umum dan kota Jakarta secara khususnya, dan upaya untuk mengatasi kemiskinan di perkotaan sekaligus pula untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman masyarakat miskin.
Pendekatan konvensional yang paling popular dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah adalah menggusur pemukiman kumuh dan kemudian diganti oleh kegiatan perkotaan lainnya yang dianggap lebih bermartabat. Cara seperti ini yang sering disebut pula sebagai peremajaan kota bukanlah cara yang berkelanjutan untuk menghilangkan kemiskinan dari perkotaan. Kemiskinan dan kualitas lingkungan yang rendah adalah hal yang mesti dihilangkan tetapi tidak dengan menggusur masyarakat yang telah bermukim lama di lokasi tersebut. Menggusur secara paksa adalah hanya sekedar memindahkan kemiskinan dari lokasi lama ke lokasi baru dan kemiskinan tidak akan pernah berkurang. Bagi orang yang tergusur malahan penggusuran ini akan semakin menyulitkan kehidupan mereka karena mereka mesti beradaptasi dengan lokasi pemukimannya yang baru dan penggusuran secara paksa bahkan sampai dengan adanya unsure anarkisme itu adalah melanggar hak asasi manusia yang paling hakiki dan harus dihormati bersama. Di Amerika Serikat, pendekatan peremajaan kota sering digunakan pada tahun 1950 dan 1960-an.2Pada saat itu pemukiman-pemukiman masyarakat miskin di pusat kota digusur dan diganti dengan kegiatan perkotaan lainnya yang dianggap lebih baik. Peremajaan kota ini menciptakan kondisi fisik perkotaan yang lebih baik tetapi sarat dengan masalah sosial. Kemiskinan hanya berpindah saja dan masyarakat miskin yang tergusur semakin sulit untuk keluar dari kemiskinan karena akses mereka terhadap pekerjaan semakin sulit.
Peremajaan kota yang dilakukan pada saat itu sering kali disesali oleh para ahli perkotaan saat ini karena menyebabkan timbulnya masalah sosial seperti kemiskinan perkotaan yang semakin akut, gelandangan dan kriminalitas. Menyadari kesalahan yang dilakukan masa lalu, pada awal tahun 1990-an kota-kota di Amerika Serikat lebih banyak melibatkan masyarakat miskin dalam pembangunan perkotaannya dan tidak lagi menggusur mereka untuk menghilangkan kemiskinan di perkotaan.
Kalau diIndonesia, paling sedikit kami menemukan dua masyarakat miskin di Jakarta yang melakukan aktivitas hijau untuk meningkatkan kualitas lingkungan sembari menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat miskin. Seperti dapat ditemui di Indonesia’s Urban Studies, masyarakat di Penjaringan, Jakarta Utara dan masyarakat kampung Toplang di Jakarta Barat mereka mengelola sampah untuk dijadikan kompos dan memilah sampah nonorganik untuk dijual.
Aktivitas hijau di Penjaringan, Jakarta Utara dilakukan melalui program Lingkungan Sehat Masyarakat Mandiri yang diprakarsai oleh Mercy Corps Indonesia. Masyarakat miskin di Penjaringan terlibat aktif tanpa terlalu banyak intervensi dari Mercy Corps Indonesia. Program berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan kualitas lingkungan kumuh di Penjaringan. Masyarakat di Penjaringan sangat antusias untuk melakukan kegiatan ini dan mereka yakin untu mampu mendaurlang sampah di lingkungannya dan menjadikannya sebagai lapangan pekerjaan yang juga akan berkontribusi untuk mengentaskan kemiskinan di lingkungannya.Cara untuk mengatasi kemiskinan dan rendahnya kualitas lingkungan permukiman masyarakat miskin adalah tidak dengan menggusurnya. Penggusuran hanyalah menciptakan masalah sosial perkotaan yang semakin akut dan pelik. Penggusuran atau sering diistilahkan sebagai peremajaan kota adalah cara yang tidak berkelanjutan dalam mengatasi kemiskinan.
Aktivitas hijau3seperti yang dilakukan oleh masyarakat Penjaringan dan Kampung Toplang merupakan bukti kuat bahwa masyarakat miskin mampu meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan juga mengentaskan kemiskinan. Masyarakat miskin adalah salah satu komponen dalam komunitas perkotaan yang mesti diberdayakan dan bukannya untuk digusur. Solusi yang berkelanjutan untuk mengatasi kemiskinan dan pemukiman kumuh di perkotaan adalah pemberdayaan masyarakat miskin dan bukanlah penggusuran.
Lain lagi kemiskinan yang terjadi di masyarakat Flores, bagi masyarakat Flores kemiskinan merupakan sebuah fakta. Ini muncul dalam berbagai aspek dan bentuk kehidupan masyarakat sehingga menjadi sebuah persoalan yang pelik dan serius. Menyoal kemiskinan, lantas membedahnya dan menemukan solusi pengentasannya bagai mengurai benang kusut yang sangat rumit untuk diselesaikan.
Secara alamiah daerah Flores termasuk daerah yang gersang dan tandus. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena fakta membuktikan curah hujan yang rendah dan musim panas yang panjang. Problem alamiah ini diperparah dengan keadaan geografis Flores yang tergolong rentan akan bencana alam. Berangkat dari latar belakang ini, sebetulnya keadaan sosial-ekonomi masyarakat Flores sudah bisa diukur. Hampir sebagian besar masyarakat Flores bertani secara musiman, dan amat tergantung pada hasil pertanian jangka panjang. Sementara yang menetap di pesisir pantai menggantungkan hidupnya pada hasil tangkapan laut. Dari sini dapat diukur kemampuan ekonomi rata-ratanya, bahwa pendapatan perkapita sangat rendah dan masih terbilang berada di bawah garis kemiskinan.
Mempersoalkan kemiskinan Flores dari latar belakang geografis dan juga topografis masih terbilang wajar, dan itu tidak terelakkan. Lantas, untuk mengelak dari keadaan yang demikian, separuh kaum muda baik laki-laki maupun perempuan.




PEMBAHASAN

Disini saya mempelajari bahwa antara faktor biologis, psikologis, dan sosial budaya saling mempengaruhi satu sama lain. Jika masalah sosial berasal dari faktor biologis, maka akan berdampak pula pada psikologis dan sosial budaya. Contohnya: penyakit menular yang dialami seorang istri dapat berpengaruh pada perceraian dalam keluarganya (budaya), yang menyebabkan stress (psikologis). Ada pula contoh-contoh yang lain. Akibat orang tua tidak terlalu memperhatikan atau mengontrol anaknya, si anak menjadi liar dan pergaulannya terlalu bebas, yang menyebabkan si anak terjun ke dalam kenakalan remaja.
Sebenarnya setiap aktivitas menurut saya berpotensi menghadirkan permasalahan sosial, maka dari itu diperlukan adanya pencegahan terhadap kemunculan permasalahan sosial. contoh :pernikahan dan kelahiran.
secara kasat mata kedua hal tersebut adalah hal yang lumrah terjadi dalam kehidupan manusia. tetapi dari pernikahan itu bisa saja tejadi KDRT, perceraian, dan sebagainya. atau karena kelahiran, muncul masalah-masalah sosial seperti kepadatan penduduk, kematian ibu dan anak, dsb. oleh karena itu perlu ada langkah-langkah seperti penyuluhan, pendampingan dan usaha-usaha sosial dalam mencegah timbulnya masalah sosial. kalau sudah terjadi masalah, maka yang diperlukan adalah rehabilitasi sosial, seperti program suntik, pil, susuk atau lainnya dalam KB, menurut saya itu adalah upaya rehabilitasi sosial, khususnya bagi wilayah yang padat penduduknya, semisal china (untuk negara) atau jakarta (bagi sebuah pulau), tetapi penyuluhan bagaimana membangun KB, itu merupakan sebuah pencegahan bagi wilayah-wilayah yang jarang penduduknya. demikian juga dengan pagelaran musik dangdut di kampung-kampung, seperti sekarang yang baru terespos kembali.
hal di atas diutarakan adalah perkara yang berpotensi menjadi masalah sosial. namun masalah sosial itu sendiri muncul karena faktor pemicu masalah. apa faktor pemicu masalah tersebut ? jelas, bahwa yang namanya masalah adalah sesuatuyang ingin dihindari, sesuatu yang tidak diharapkan, atau sesuatu yang dapat menimbulkan malapetaka.
berbicara masalah porno aksi, maka sebenarnya ini merupakan salah satu pemicu masalah soaial. hal ini bisakita lihat, bahwa dari dulu, meskipun orang 'menggandrungi' aktivitas seks (karena naluri biologis sebagai makhluk hidup), namun manakala hal itu terjadi di muka umum, maka hal itu akan mendatangkan cacian, hinaan, dan berbagai sanksi psikologis, bahkan ada yang sampai dibakar atau dipukuli. untuk di indonesia, pelanggaran porno aksi masih menjadi bahan perdebatan, karena hingga kini aturan masalah tersebut tidak kunjung mendapat kepastian hukum, betul ?! (anda lebih tahu karena orang hukum). tapi tadi bisa kita lihat, meskipun sanksi dari normajhukum belum nampak jelas, namun sanksi dari berbagai norma telah menyalahkan aktivitas tersebut, norma kesopanan, menyalahkan, norma adat pun demikian, norma agama, tentu lebis tegas lagi. maka dari sini bisa kita simpulkan bahwa porno aksi (ditempat keramaian dan bukan dengan yang dihalalkan) merupakan sesuatu yang tidak diharapkan, baik oleh tokoh masyarakat, tokoh agama, maupun masyarakat. allahu'alam
terkait dengan adanya pagelaran dangdut, porno aksi, dan kaitannya dengan masalah ekonomi, sebenarnya yang menjadi permasalahan intinya, menurut saya (sebagai kalangan sosial, ilmu sosial) adalah ketidakadaannya ke-sinkron-an pola berpikir masyarakat dengan perilakunya. dimana mereka dalam pola berpikir (sebagai pedoman mereka bertindak) 1. untuk porno aksi (atau terkait aktivitas seksual) itu adalah hanyalah lingkup privat seseorang dengan pasangannya dan tabu untukdiumbar ke setiap orang, tetapi ada yang melakukannya demi alasan ekonomi. 2. pagelaran dangdut, meskipun tanpa porno aksi, sebenarnya tujuannya adalah memberikan hiburan, yang setiap orang memerlukan dan mencari hiburan, tinggal bagaimana merancang hiburan yang atraktif namundengantidak mengeksploitasi hal-hal yangterkait dengan seks. justru dengan adanya porno aksi dlam panggung hiburan, menunjukkan ketidak kreatifan penyelenggara hiburan itu sendiri. buktinya, rumah-rumah pelacuran atau warung remang-remang, meskipun tidak mengatasnamakan hiburan, mereka tetap larsi manis. 3. masalah ekonomi selalu menjadi senjata pamungkas setiap orang melakukan pelanggaran. contoh kecil, orang yang mengebut dan melanggar lalu lintas, alasannya adalah menghemat waktu, time is money, atau membunuh orang, karena alasan harta. jadi ekonomi, hanya sebagai alasan saja, sehingga pilihannya adalah menegakkan kepastian hukum atau mentolerir berbagai alasan, termasuk alasan ekonomi. dan pelanggaran karena alasan ekonomi, mencerminkan bahwa negara ini tidak sejahtera dan pemerintahnya tidak memperhatian ekonomi rakyatya.
# untuk porno aksi adalah hanyalah lingkup privat seseorang dengan pasangannya dan tabu untukdiumbar ke setiap orang, tetapi ada yang melakukannya demi alasan ekonomi.
# pagelaran dangdut, meskipun tanpa porno aksi, sebenarnya tujuannya adalah memberikan hiburan, yang setiap orang memerlukan dan mencari hiburan, tinggal bagaimana merancang hiburan yang atraktif namundengantidak mengeksploitasi hal-hal yangterkait dengan seks. justru dengan adanya porno aksi dlam panggung hiburan, menunjukkan ketidak kreatifan penyelenggara hiburan itu sendiri. buktinya, rumah-rumah pelacuran atau warung remang-remang, meskipun tidak mengatasnamakan hiburan, mereka tetap larsi manis.
# masalah ekonomi selalu menjadi senjata pamungkas setiap orang melakukan pelanggaran. contoh kecil, orang yang mengebut dan melanggar lalu lintas, alasannya adalah menghemat waktu, time is money, atau membunuh orang, karena alasan harta. jadi ekonomi, hanya sebagai alasan saja, sehingga pilihannya adalah menegakkan kepastian hukum atau mentolerir berbagai alasan, termasuk alasan ekonomi.




PENUTUP

Upaya pemecahan sosial sebagai muara penanganan sosial juga dapat berupa suatu tindakan bersama oleh masyarakat untuk mewujudkan suatu perubahan yang sesuai yang diharapkan. Dalam teorinya Kotler mengatakan, bahwa manusia dapat memperbaiki kondisi kehidupan sosialnya dengan jalan mengorganisir tindakan kolektif. Tindakan kolektif dapat dilakukan oleh masyarakat untuk melakukan perubahan menuju kondisi yang lebih sejahtera.


SUMBER

http://abenknst.blogspot.com/
http://isramrasal.wordpress.com/2009/10/22/apa-itu-ilmu-sosial-dasar/
http://id.shvoong.com/books/1866293-masalah-sosial-dan-upaya-pemecahannya/#ixzz1YqhwKo5r
http://arifrahman29.blogdetik.com/2011/09/28/pemahaman-anda-mengenai-ilmu-sosial-dasar/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar